uirpress@uir.ac.id 0813-8015-8085

Detail Buku

Pertanian Berkelanjutan

Pengarang : M Nur. SP. MP,
: Dr. Ir. Tengku Edy Sabli, Msi
: Dr. Fahrial, SP, SE. ME
: 4. Dr. Ir, Mardaleni, Sp. M.Sc
: Prof. Dr. Ir. Warnita, MP
: Sisca Vaulina, SP. MP
: Dr. Ir. Saipul Bahri,M.Ec
: Prof. Dr. Ir. Hapsoh, MS
: Dr. Ir. Saripah Ulpah, M.Sc
: Dr. Jarod Setiaji, Spi, M.Sc
: Dr. Ir. Ujang Paman, M.Agr
: Tati Maharani, SP. MP
: Ilma Satriana Dewi, SP. M.Si
: Dr. Ir. Septina Elida. MSi
: Prof. Dr. Ir.Hasan Basri Jumin, MS, M. Sc
Asal : Universitas Islam Riau
Ditambahkan : 30-01-2024
Dilihat : 47 Kali
Rp. 200.000

Kondisi lahan yang rusak akibat oleh berbagai bahan berbahaya, membuat tanaman pada lahan tercemar logam berat, tidak mampu beradaptasi dan menimbulkan gangguan metabolism dan kerusakan organ dan selanjutnya mati. Tetapi pada tingkat yang rendah sebagian logam berat justru dapat memicu kerja enzim, sehingga tanaman tumbuh lebih baik, selanjutnya poduksi juga meningkat. Karakter akumulatifnya logam berat pada organ tanaman, sekalipun masih menguntungkan pada pertumbuhan dan produksinya, belum dapat direkomendasikan untuk tanaman pangan. Selanjutnya dapat direkomendasikan untuk pupuk alternative pada tanaman non pangan. Salah satu teknologi budidaya misalnya pada kentang, pengembangan produksi kentang yang ramah lingkungan diharapkan menjadi langkah maju dalam penerapan sistem pertanian yang ramah lingkungan. Dengan diperkenalkannya sistem ini, sentra - sentra produksi kentang dapat menerapkan model budidaya yang bersahabat dengan alam sekitar. Produk kentang yang diproduksi dalam jumlah banyak dan berkualitas tinggi, aman dikomsumsi memiliki nilai jual yang tinggi Salah sistem budidaya terbaru adalah sistem LEISA dapat diterapkan pada budidaya padi di Provinsi Riau khususnya Desa Langsat Permai sebagai lokasi demonstrasi plot pada percobaan ini. Jika praktik ini dikembangkan secara terus menerus maka tentunya akan mewujudkan budidaya padi ramah lingkungan dan mendukung pertanian berkelanjutan. Rekayasa ekologi yang diarahkan pada praktek intensifikasi berkelanjutan akan memberikan dampak saling terkait yang komprehensif untuk tercapainya pertanian yang berkelanjutan. Kegiatan meningkatkan keanekaragaman lansekap melalui permakultur yang meningkatkan kekayaan dan keanekaragaman spesies serangga penyerbuk dan juga keragaman flora yang berdampak positif pada ekosistem tanah. Praktek pertanian organik mengkonservasi populasi serangga dan mikroba bermanfaat bagi musuh alami, dan biota tanah yang dengan demikian berkontribusi pada peningkatan produktifitas usaha pertanian dan perbaikan lingkungan untuk dapat menopang pertanian yang berkelanjutan. Teknik akuaponik merupakan solusi inovatif pada pertanian untuk pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan. Meskipun memiliki beberapa kendala, keunggulan seperti penggunaan air yang hemat dan hasil tanaman organik dapat menjadi nilai tambah yang signifikan. Dengan manajemen yang baik, akuaponik dapat menjadi alternatif yang menjanjikan dalam upaya memenuhi kebutuhan pangan secara berkelanjutan, apalagi ditunjang dengan pengguna energi terbarukan seperti panel surya. Penggunaan bahan organik dalam hal ini pupuk organik adalah tren yang sangat menjanjikan dalam pertanian berkelanjutan itu sendiri. Fenomena ini tidak hanya membantu mengurangi dampak negatif penggunaan pupuk kimia terhadap tanah dan lingkungan, tetapi juga mampu meningkatkan kesehatan tanah (soil health) dan pertumbuhan tanaman. Dalam rangka menuju kedaulatan pangan, perlu dikembangkan sistem pertanian berkelanjutan dengan input teknologi yang efektif, efisien, relatif murah dan mudah diimplementasikan oleh petani. Teknologi tersebut adalah sistem sawah terapung, ditujukan terutama untuk mitigasi di daerah rawan bencana banjir yang dapat menghambat produktivitas padi, berbalik arah dimana sektor pertanian mulai menarik generasi muda untuk berperan dalam aktivitas pertanian. Hal ini didorong oleh medernisasi sektor pertanian melalui aplikasi teknologi mekanisasi terutama alat dan mesin pertanian yang semakin maju dan berkembang. Teknologi kualitas hasil nenas dengan teknologi alami justru menunjukan kualitas serat yang terbaik dibanding dengan daun yang dilakukan perendaman. Lama perendaman daun nanas berpengaruh pada tekstur daun saat proses ekstraksi daun nanas. Saran, penelitian ini memiliki keterbatasan, dimana identifikasi kualitas serat daun nanas masih terbatas pada pengamatan kuantitatif dan data kualitatiif diperoleh hanya sebatas visual saja. Kedepannya diperlukan hasil analisis skala laboratorium untuk memperoleh metohasil kualiatas serat daun nanas Penggunaan inovasi teknologi mekanisasi bisa mendorong pembangunan model bisnis baru yang dapat membantu meningkatkan hasil pertanian, efisiensi, pendapatan, dan profitabilitas. Sistem pertanian moderen akan menarik minat golongan muda untuk terjun ke dunia pertanian, karena mereka akan dapat mengelola usahataninya secara tepat, cepat, akurat dan murah. Contohnya, melalui peningkatan akses internet, artificial intelligence, machine learning, cloud computing, dan Internet of Things (TOT). Teknologi Revolusi Industri 4.0 tersebut akan melahirkan konsep baru pertanian moderen yang melahirkan agripreneur muda yang sukses dan professional. Pada tanaman Sagu menawarkan banyak potensi untuk digunakan dalam industri dan sebagai pemenuhan makanan. Kelimpahan bahan baku (tual sagu) dan biaya yang wajar. serta keunggulan-keunggulan lain yang dimilikinya, maka sagu dapat menunjang ketahanan pangan. Oleh sebab itu pengelolaan tanaman sagu maupun pengolahannya harus mendapatkan perhatian serius baik dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat dan semua elemen yang terkait. Pertanian kelapa, jika dikelola dengan bijak, dapat berkontribusi pada pertanian dan pembangunan berkelanjutan, dengan menyediakan sumber daya ekonomi, sosial, dan lingkungan yang berkelanjutan. Penting untuk mempertimbangkan berbagai aspek ini dalam pengelolaan kelapa untuk mendukung pertanian berkelanjutan di tingkat lokal, nasional, dan global Strategi kebijakan pemerintah mewujudkan pertanian organik bagi UMKM berlanjut dapat diambil melalui strategi kebijakan internal dan ekternal. Strategi agribisnis cukup memahami bertani dan perlu adanya inovasi pengembangan pertanian ala organik. Hal ini didukung dengan adanya partisipasi aktif dari pelaku UMKM dan masyarakat.. Strategi untuk pengembangan usahatani cabai merah di daerah non sentra produksi berdasarkan analisis SWOT adalah 1. Meningkatkan jumlah produksi cabai merah dan Menambah jumlah luasan lahan; 2. Mencari informasi akses modal; 3. Mengikuti kegiatan penyuluhan atau pelatihan budidaya cabai merah; 4. Meningkatkan penggunaan benih dan input lainnya dengan kualitas yang lebih baik; 5. Mengoptimalkan penggunaan lahan sendiri; 6. Mengolah cabai merah menjadi cabai kering agar lebih tahan lama. Petani pedesaan selalu berada pada pihak yang lemah jika berhadapan dengan pelaku pemasaran. Petani tidak bisa menentukan atau membuat harga, akan tetapi pasrah menerima harga. Oleh karena itu petani harus mampu berproduksi secara efektif dan efisien agar produktivitas usahatani meningkat dan pendapatan juga akan meningkat. Pada sisi lain antara tanaman dan perikanan teknologi produsi antibiotik yang menggunakanprinsip produksi antibiotik ramah lingkungan diketahui bahwa; Bakteri Bacillus sp. dapat menghasilkan senyawa terpenoid, memiliki gugus fungsi O-H alkohol, C-H aldehid, OH asam karboksilat dan C=C alkena. Ekstrak metabolit sekunder bakteri Bacillus sp. dapat menghambat pertumbuhan bakteri Vibrio alginolyticus sebesar 17,5 mm, Pseudomonas aeruginosa sebesar 17,3 mm dan Aeromonas hydrophila sebesar 16,8 mm

Tebal Buku : 209 Halaman
Tahun Terbit : 2024
Penerbit : UIR Press
Kategori

Buku Terkait Lihat Semua